
Pendahuluan

· Kotor.
· Menjijikkan.
· Bau.
· Sumber masalah.
· Sumber bencana.
· Tidak berharga.
Dan juga perasaan-perasaan lainnya.
Namun pernakah anda berfikir bahwa memang saya, dan anda atau manusia jugalah yang menghasilkan barang-barang sisa atau yang biasanya disebut sampah ini. Pernakah anda berfikir sampah adalah monster yang harus di musnahkan? Pasti pernah.
Namun pernahkah anda berfikir bahwa yang sebenarnya monster bukanlah sampah. Tetapi diri kita masing-masing? Yah, sebenarnya masalah utamanya ada pada diri kita masing-masing.
Sampah adalah kumpulan barang-barang sisa baik dari barang-barang sehari-hari, prabotan, ataupun barang-barang lainnya yang sudah tidak dipergunakan lagi. Dan biasanya dibuang agar tidak menumpuk dan menimbulkan banyak masalah.
Dewasa kini, sampah telah banyak menimbulkan masalah bagi manusia. Namun kita sebagai manusia tidak juga menyadari bahwa sesungguhnya kita sendirilah penyebab semua kekacauan ini. Kita masih sering membuang sampah sembarangan, membuat sampah, dan lain sebagainya. Kenapamkita tidak berfikiran untuk memanfaatkan saja sampah itu, setidaknya kita dapat menguragi sedikit kerja bumi memusnahkan sampah-sampah itu.
Didalam makalah saya, saya akan membahas tentang sampah, mulai dari pengertian atau devinisi, klasifikasi sampah,masalah yang ditimbulkan oleh sampah, dan bagaimana kita mengurus sampah-sampah tersebut agar tidak terus menerus menimbulkan masalah bagi kehidupan kita selanjutnya.
Untuk lebih jelasnya dapat anda baca di halaman selanjutnya. Terimakasih, :’)
Pokok Permasalahan
dan
Tujuan Penyusunan
· Pokok Permasalahan
1. Apa devinisi sampah?
2. Bagaimana klasifikasi sampah?
3. Apa saja akibat yang ditimbulkan oleh sampah?
4. Bagaimana cara mengolah sampah?
· Tujuan Penyusunan
1. Agar lebih mengetahui devinisi sampah.
2. Agar lebih mengenal tentang sampah.
3. Agar mengetahui klasifikasi sampah.
4. Agar mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh sampah.
5. Agar mengetahui cara mengelola sampah.
6. Menambah wawasan tentang sampah.
Devinisi Sampah
Berikut adalah beberapa devinisi tentang sampah yang dapat kita jadikan refrensi baru bagikita:
Semua jenis buangan yang bersifat padat atau semi padat yang dibuang karena tidak dipergunakan untuk tidak diinginkan
(Tchobano Glous)
Sesuatu yang tidak dapat digunakan, dibuang, yang berasal dari kegiatan atau aktivitas manusia
(A.P.H.A)
Sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak disenangi atau dibuang, sisa aktifitas kelangsungan hidup manusia
(ilmu kesehatan lingkungan).
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan.
(Kamus Istilah Lingkungan, 1994).
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
(Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.
(Tandjung, Dr. M.Sc., 1982)
Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai.
(Radyastuti, W. Prof. Ir, 1996).
Klasifikasi Sampah
Berikut adalah klasifikasi atau pengelompokan sampah.
· Berdasarkan sifatnya
1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
· Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
1. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
a. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
b. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
o Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
o Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
3. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
4. Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
5. Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
6. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
Dampak yang Timbul Akibat Sampah
Pembuangan sampah yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan dampak negative pada lingkungan. Dampak yang ditimbulkan sampah antara lain :
1. Pencemaran Lingkungan
Sampah dari berbagai sumber dapat mencemari lingkungan, baik lingkungan darat, udara maupun perairan. Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak sedap dipandang mata).
Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah.
Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air.
Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk.
2. Penyebab Penyakit
Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan lingkungan yang baik bagi hewan penyebar penyakit penyakit misalnya : lalat, nyamuk, tikus, dan bakteri patogen (penyebab penyakit). Adanya hewan-hewan penyebar penyakit tersebut mudah tersebar dan menajalar ke lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit itu misalnya kolera, disentri, tipus, diare, dan malaria.
3. Penyumbatan Saluran Air dan banjir
Sampah jalanan dan rumah tangga sering bertaburan dan jika turun hujan akan terbawa ke got/sungai, akibatnya sungai tersumbat dan timbul banjir. Selanjutnya banjir dapat menyebarkan penyakit, banyak got di musim hujan menjadi mampet karena penduduk membuang sampah disembarang tempat. Kebiasaan membuang sampaj di sungai dihilangkan.
4. Dampak Sosial Terhadap masyarakat
1. Kerukunan
Permasalahan sampah dapat berkaitan dengan nilai kerukunan, atau sebaliknya justru dapat menambah kerukunan. Orang yang sering membuang sampah di sekitar tempat tinggalnya dan mencemari ligkungan dapat menimbulkan ketidaksenangan tetangganya. Hal yang demikian ini dapat menimbulkan keretakan hubungan antara tetangga. Kondisi yang demikian perlu di ubah agar terjadi hal yang sebaliknya, yakni dapat semakin meningkatkan kerukunan.
Misalnya pada awalnya tetangga yang merasa dirugikan melaporkan kepada RT atau yang berwenang. Selanjutnya ketua RT pejabat memanggil warganya untuk bermusyawarah dan mengadakan penyuluhan kebersihan. Akhirnya perlu diadakan gotong royong melakukan pembersihan lingkungan agar setia warga merasa bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungannya.
2. Kesanggupan
Setiap warga hendaknya memiliki kesanggupan untuk menempatkan sampah pada tempatnya, memisahkan sampah yang terurai dan yang tidak teruai, menjaga kebersihan lingkungannya, dan tidak membuang sampah yang tergolong bahan beracun dan berbahaya (B3) ke sembaranga tempat. Pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang sulit dilakukan, juga bukan merupakan pekerjaan yang mustahil untuk dilakukan. Maka yang dipentingkan adalah kesadaran dan kesanggupan.
5. Dampak Sampah Terhadap Keadaan Sosek Ekonomi
· Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat ; bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buuk karena sampah bertebaran dimana-mana.
· Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan.
· Pengelolaan sampah tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan-pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak mau kerja, rendahnya produktivitas)
Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
- Mengurangi (bahasa Inggris: reduce).
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
- Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
- Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
- Mengganti (bahasa Inggris: replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Jangan sampai sampah menjadi gunung buatan baru
Pengolahan Sampah
Dalam proses pengolahannya, sampah lebih umum di bagi menjadi dua yaitu sampah organik dan sampah non-organik. Keduanya memiliki proses pengolahan berbeda. Berikut akan saya jelaskan bagaimana proses pengolahan keduanya.
1. Cara Mengolah Sampah Organik.
Sampah organik biasanya atau lebih umum mudah dio;ah. Biasanya sampah organik diolah menjadi pupuk kompos. Berikut akan saya bahas bagimana cara mengelola sampah organik hingga dapat dimanfatkan kembali.
Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya. Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam pencampuran bahan baku proses pengomposan. Pengomposan secara sederhana bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.
· Pengomposan Menggunakan Drum Plastik
Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan
1. Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang) dengan kapasitas minimum 100 kg.
3. Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi).
Cara Membuat
1. Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5 cm.
3. Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50-60%), langsung masukkan ke dalam drum plastik.
5. Pada hari ketiga atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baik.
· Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam)
Bahan
1. Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja yang dapat difermentasi (20 bagian).
2. Kompos yang sudah jadi (2 bagian).
Cara Membuat
1. Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang sudah jadi.
2. Larutkan Dectro ke dalam air.
3. Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar airnya mencapai 45-50%.
4. Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu tutup menggunakan karung goni.
6. Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
· Macam-Macam Kompos
1. Kompos Praktis I.
2. Kompos Praktis II.
3. Kompos Praktis III.
4. Kompos Sampah Rumah Tangga.
5. Kompos Tinja.
6. Kompos BIPIK.
Tempatkanlah sampah pada tempatnya
2. Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga.
- Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
- mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
- Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
- Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
- Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
- Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.
3. Kekurangan Mengolah Sampah Organik
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah.Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar.Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.
untuk lebih jelasnya, maka saya akan membahas langsung pada realitanya. Dewasa kini, sudah banyak trik-trik pengolahan dari sampah organik.
seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, sampah organik dapat kita manfaatkan menjadi pupuk kompos. Di sekolah saya SMKN 3 Buduran, sudah melakukan oembuatan pupuk kompos dari sampah-sampah organik di sekeliling SMKN 3 Buduran. Di dekat bengkel KKB sudah di bangun bank sampah pupuk kompos. Di sanalah tempat untuk mengolah sampah-sampah daun kering dan sampah-sampah organik untuk kemudian dimanfaatkan kembali menjadi pupuk bagi tanaman di seluruh SMKN 3 Buduran.
4. Cara Mengolah Sampah Non-Organik
Untuk sampah non-organik, mungkin memerlukan waktu yang lama untuk dapat terurai dengan baik. Oleh karena itu, kita harus pintar-pintar mengolah limbah ini agar menjadi lebih bermanfaat lagi.
Ada banyak cara pengolahan sampah non-organik. Contohnya dijadikan barang-barang yang bernilai seni. Dengan cara ini, selain kita mengurangi adanya limbah ini, kita juga dapat menghasilkan uang.
Selain dijadikan barang seni, sampah ini juga dapat diolah menjadi barang-barang yang baru.
Kesimpulan
Sampah, barang bekas yang sudah tidak berguna dan tidak terpakai dan hanya menimbulkan masalah bagi manusia. Namun siapa sangka di balik itu semua, sampah juga bisa mendatangkan rejeki bagi siapapun yang berminat untuki mengelolanya.
Disamping dapat menimbulkan masalah bagi manusia, sampah juga banyak bermanfaat bagi manusia. Tergantung pada kita sebagai manusia mau atau tidak untuk menjadikan sampah menjadi berkah.
Sebenarnya sampah bisa menjadi momok dan juga berkah. Tergantung kita sebagai manusia. Jika kita memperlakukan mereka dengan buruk, maka mereka juga akan memperlakukan kita dengan buruk. Hampir ada banyak sekali masalah y6ang timbul akibat sampah. Tetapi coba renungkan lagi. Siapa yang sesungguhnya bersalah??
Saat kita memperlakukan sampah dengan baik, maka kita akan bisa memetik hasil yang setimpal dengan apa yang telah kita lakukan, sampah yang tadinya tak berguna akan menjadi limpahan berkah bagi kehidupan kita.
Sekian yang dapat saya bahas mengenai soal sampah. Kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih, J
Penulis